Situsartikel92.com - Secara umum, istilah "penyelidikan" terkait dengan studi tentang pertanyaan dan jawaban. Sebagai pendekatan pedagogis yang berorientasi pada praktik penelitian dan pertanyaan, istilah ini sejajar dengan pendekatan untuk pemecahan masalah, pemikiran reflektif, atau penemuan. Meskipun para ahli lain mengatakan bahwa pertanyaan lebih dari sekedar pertanyaan.
Inkuiri adalah proses mempertanyakan suatu makna dan menuntut seseorang untuk menunjukkan kapasitas intelektualnya sehingga pemikiran atau gagasannya dapat dipahami. Ide peningkatan kualitas pengajaran telah menjadi obsesi John Dewey (1859-1952). Meskipun pemikirannya saat itu masih sangat umum, namun cukup menjadi pijakan bagi para pengikutnya.
Inkuiri merupakan salah satu metode yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum, dan berdasarkan beberapa ide dan hasil penelitian dari para ahli pendidikan, metode ini memiliki kelebihan terutama untuk mengembangkan kemampuan berpikir serta pengetahuan, sikap dan nilai siswa dibandingkan dengan metode klasikal atau tradisional.
Langkah-langkah model pembelajaran Inkuiri sosial untuk kelas IPS meliputi:
1. Pernyataan masalah
2. Rumusan hipotesis
3. Definisi istilah
4. Pengumpulan data
5. Menguji dan menganalisis data
6. Uji hipotesis untuk mendapatkan generalisasi dan teori
7. Mulai ulang kueri.
Secara etimologis, kata “berpikir kritis” berasal dari kata “kritis” atau “kritis” atau krinein, yang berarti menjelaskan nilai sesuatu. Kritik adalah perilaku seseorang yang mempertimbangkan, menghargai, dan menilai nilai sesuatu. Tugas pemikir kritis adalah menerapkan norma dan standar yang sesuai untuk hasil, menimbang nilai-nilai mereka, dan mengartikulasikan pertimbangan ini. Ada tiga kesepakatan substantif untuk kemampuan berpikir kritis.
1. Berpikir kritis membutuhkan kemampuan kognitif ganda.
2. Berpikir kritis membutuhkan informasi dan pengetahuan tertentu.
3. Berpikir kritis mencakup dimensi emosional, yang kesemuanya ditafsirkan dan ditekankan secara berbeda.
Tujuan berpikir kritis adalah untuk mengevaluasi gagasan, mengevaluasi nilai, bahkan mengevaluasi implementasi atau praktik gagasan dan nilai. Selain itu, berpikir kritis mencakup kegiatan mempertimbangkan berdasarkan pendapat yang diketahui. Berpikir kritis mendorong munculnya ide-ide baru. Terkadang belajar berpikir kritis berjalan seiring dengan berpikir kreatif. Jika keterampilan berpikir kritis dilakukan, maka sebagian dari pembelajaran berpikir kreatif telah berlangsung, sebagai tahap pertama dalam melakukan keterampilan berpikir kritis harus dilalui melalui keterampilan berpikir kreatif.
Kemampuan siswa untuk memecahkan masalah pribadi dan sosial diperlukan karena pada hakikatnya siswa hidup dalam lingkungan masyarakat yang penuh dengan benih-benih masalah. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk mendewasakan peserta didik, maka salah satu indikator kedewasaan adalah kemampuan untuk mandiri sebagai warga masyarakat. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu alternatif model pembelajaran IPS. Menurut Savege dan Armstrong, proses pemecahan masalah dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
1. Identifikasi masalahnya.
2. Pertimbangkan solusi.
3. Pilih dan terapkan metode ini.
4. Menerapkan solusi yang dapat dijelaskan.
Sedangkan menurut Wilkins, model pembelajaran pemecahan masalah memiliki enam langkah, yaitu:
1. Perjelas dan definisikan masalahnya
2. Temukan solusi alternatif
3. Uji Solusi Alternatif
4. Pilih solusi
5. Bertindak atas pilihan solusi
6. Tindak lanjuti.
Implikasi dari konsep pengambilan keputusan berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir tentang alternatif yang tersedia, untuk mempertimbangkan fakta dan bukti yang tersedia, dan untuk mempertimbangkan nilai-nilai pribadi dan masyarakat. Dalam konteks proses belajar mengajar, konsep pengambilan keputusan sebagai model pembelajaran dalam penelitian sosial merupakan salah satu model keterampilan yang menentukan pilihan dari alternatif-alternatif yang diuraikan di atas. Perbedaan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran keputusan.
Tujuan inkuiri adalah untuk menghasilkan pengetahuan berupa fakta, konsep, generalisasi, dan teori, sedangkan tujuan pengambilan keputusan adalah menggunakan pengetahuan ini untuk membantu memecahkan masalah dan membuat keputusan. Savage dan Armstrong dan james A. Banks mengusulkan serangkaian langkah untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan. Setidaknya ada dua persyaratan untuk menerapkan model pembelajaran keputusan:
1. Pengetahuan Sosial
2. Metode atau cara memperoleh pengetahuan.
Jika artikel ini kurang jelas atau mungkin masih ada pertanyaan yang perlu di tanyakan, anda bisa memberikan pertanyaan pada kolom komentar yang terdapat pada akhir artikel ini. Untuk mudah mendapatkan notifikasi terkait artikel pada situs https://www.situsartikel92.com. Silahkan klik tombol ikuti pada bagian kanan atas dari artikel ini. Karena akan menyajikan berbagai artikel yang menarik.
0 Komentar