Informasi yang disampaikan oleh pihak lain melalui berbagai alat dan media seperti media cetak (buku, surat kabar, majalah, majalah, dll) dan media elektronik (radio, telepon, televisi, internet, telegraf) dapat mengubah sikap seseorang.
Untuk mengubah sikap baru seseorang atau kelompok, pemberi/penyedia informasi perlu menggunakan informasi yang sinkron dengan sikap sebelumnya.
Sikap informasi terbentuk terutama karena tanggapan yang konsisten dengan komponen kognitif sebelumnya (pengetahuan).
Menurut para ahli psikologi sosial, sumber fakta dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu otoritas, penciptaan atau penemuan atau kesalahan penyajian fakta dan penampakan atau kenyataan.
Kepribadian dibentuk oleh beberapa komponen sikap seseorang, seperti agama, ras, politik, dan sikap internasional.
Perubahan sikap seseorang sepanjang hidupnya Jenis-jenis perubahan sikap seseorang dapat berupa: a. Perubahan yang kontradiktif, b. Perubahan yang sesuai. Kemampuan mengubah sikap seseorang tergantung pada karakteristik sistem sikap, kepribadian dan afiliasi kelompok. Perubahan sikap dihasilkan oleh informasi tentang afiliasi kelompok dan perubahan perilaku yang memotivasi perubahan.
Dalam sejarah perkembangan manusia, perubahan sosial dikatakan sebagai siklus yang tidak pernah berakhir. Kehidupan masyarakat selalu diturunkan dari generasi ke generasi, berubah dari waktu ke waktu, dan semuanya untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik. Sosiolog yang sering menyebut perubahan sosial dan perubahan sikap antara lain: 1. Auguste Comte, 2. Herber Spenser, 3. Karl Marx, 4. Ferdinand Tonnies.
Hakikat perubahan sosial adalah perubahan sikap manusia sebagai dirinya sendiri dan sebagai kelompok, dimulai dari kelompok keluarga, organisasi dan masyarakat. Sebagaimana dijelaskan oleh para psikolog dan sosiolog sosial, perubahan perilaku manusia dimulai dari pikiran, sikap, dan perilaku seseorang, melalui penemuan hal-hal baru untuk menyempurnakan kesejahteraan hidupnya.
Kontrol sosial diartikan sebagai pengawasan terhadap kebijakan publik, yang pada dasarnya adalah pengawasan atas tepat tidaknya kebijakan publik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, atau pelaksanaan suatu masyarakat. Para ahli percaya bahwa kebijakan publik harus aspiratif, inklusif dan partisipatif.
Munculnya kontrol sosial merupakan wujud kepedulian dan pengawasan terhadap kebijakan publik yang bersumber dari berbagai sumber, antara lain sosialisasi, tekanan kelompok, dan sanksi sosial. Secara umum, sanksi sosial dapat mengucilkan, mengucilkan, meminggirkan, bahkan tidak diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan pemerintahan.
Bentuk kontrol sosial yang efektif adalah perilaku kolektif, yang terlihat dalam bentuk kontrol sosial yang umumnya dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama atau atas nama kelompok masyarakat.
Bentuk-bentuk kontrol sosial antara lain:
1. Kerumunan atau kerumunan sementara, spontan, tidak direncanakan atau sementara.
2. Media massa yang dinilai efektif dalam pengendalian sosial media cetak dan elektronik.
Bentuk-bentuk kontrol sosial melalui media massa dapat bersifat resmi atau formal, atau dikemas secara individual dalam bentuk rumor atau gosip.
Jika artikel ini kurang jelas atau mungkin masih ada pertanyaan yang perlu di tanyakan, anda bisa memberikan pertanyaan pada kolom komentar yang terdapat pada akhir artikel ini. Untuk mudah mendapatkan notifikasi terkait artikel pada situs www.situsartikel92.com. Silahkan klik tombol ikuti pada bagian kanan atas dari artikel ini. Karena akan menyajikan berbagai artikel yang menarik.
0 Komentar