BAB IV
HASIL PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Perbaikan
Hasil perbaikan terdiri atas keberhasilan guru menggunakan pendekatan
sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran struktur bumi dan hasil
belajar struktur bumi siswa kelas V SDN 006 Sebatik Barat Kabupaten
Nunukan.
1. Hasil Pelaksanaan Siklus 1
Berdasarkan hasil tes awal diperoleh informasi bahwa dari 5 soal yang
diberikan kepada 27 siswa (100%) tidak satupun yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar. Sehingga masih perlu untuk mengingatkan siswa
tentang materi struktur bumi.
Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tindakan pada siklus I ini
telah disusun. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran memuat: (1)
Identitas Rencana Pembelajaran yang meliputi mata pelajaran, pokok
bahasan, sub pokok bahasan, kelas/semester, dan waktu; (2) Standar
Kompetensi; (3) Kompetensi Dasar; (4) Indikator; (5) Tujuan
Pembelajaran; (6) Materi Pembelajaran; (7) Metode Pembelajaran; (8)
Kegiatan Pembelajaran; (9) Alat dan Sumber; (10) Penilaian. Untuk
mengamati aktivitas guru (peneliti) dan siswa selama pembelajaran
berlangsung digunakan lembar pengamatan.
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I, peneliti
bertindak sebagai guru. Pembelajaran dalam setiap tindakan disesuaikan
dengan tahap pembelajaran berdasarkan pada belajar melalui pendekatan
sains teknologi masyarakat yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi,
tahap solusi dan tahap aplikasi. Adapun rencana pembelajaran I.
Deskripsi pembelajaran untuk keberhasilan belajar melalui pendekatan
sains teknologi masyarakat pada struktur bumi disajikan sebanyak 2
(tiga) kali tindakan pembelajaran. Evaluasi yang diberikan adalah tes
secara tertulis. Selama proses pembelajaran pengamat melaksanakan
tugas pengamatan sesuai lembar pengamatan.
Tindakan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2x35 menit dengan tahapan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat yaitu tahap
invitasi, tahap eksplorasi, tahap solusi, dan tahap aplikasi. Dengan
kompetensi dasar adalah mendeskripsikan struktur bumi. Tujuan
pembelajaran yang diharapkan pada siklus pertama adalah siswa dapat
menggambarkan secara sederhana lapisan-lapisan bumi, siswa dapat
menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan bumi,
siswa dapat menunjukkan cara pencegahan kerusakan di bumi. Pada siklus
pertama diharapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat dapat dilaksanakan.
Pelaksanaan pembelajaran struktur bumi pada siklus I dilaksanakan
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan
hasil observasi dan pengamatan bahwa keberhasilan guru menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran struktur bumi
pada siklus pertama menunjukkan bahwa penyajian materi dengan
menggunakan media gambar longsoran tanah dinilai tidak efisien dalam
menyampaikan informasi berkaitan dengan struktur bumi. Hal ini
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Seperti terlihat pada gambar
dibawah ini:
Kegiatan terpenting dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat adalah bagaimana siswa dapat mengungkapkan pendapat tentang masalah yang terjadi disekitar siswa. Pada tahap invitasi, peneliti menyampaikan masalah aktual yang sedang terjadi dengan longsoran tanah yang dekat dengan keseharian siswa. Memasuki tahap eksplorasi, guru memberikan umpan balik kepada siswa melalui gambar yang diperlihatkan pada tahap invitasi untuk mengeksplor sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru (peneliti).
Dari umpan balik tersebut, pada tahap solusi siswa dibagi dalam tujuh
kelompok untuk mendiskusikan masalah-masalah aktual yang dapat
menyebabkan kerusakan di muka bumi dan solusi apa yang diberikan untuk
mengatasi masalah tersebut. Kegiatan diskusi ini berlangsung lebih
kurang 20 menit. Selama kegiatan diskusi, peneliti mengamati,
mendengarkan, dan mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh
siswa. Setelah siswa menemukan solusi dari masalah yang mereka
temukan kemudian pada tahap aplikasi siswa melakukan aksi nyata
dilapangan.
Setelah siswa menerima materi melalui pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat, selanjutnya kepada mereka
diadakan kuis perorangan. Kuis dilakukan secara bersama-sama dalam
kelas. Soal yang diberikan berbentuk essai. Soal tes tindakan I dapat
dilihat pada Lampiran 4.
Hasil kerja siswa pada siklus I menunjukkan bahwa data hasil belajar
struktur bumi dari 27 siswa hanya 9 siswa (33,33%) yang mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan benar. Berdasarkan pengamatan, dan
tes, tujuan pembelajaran yang diharapkan pada siklus I belum tercapai.
Berdasarkan data pada siklus I bahwa hasil belajar siswa pada
pembelajaran struktur bumi yang terdiri atas: invitasi, eksplorasi,
solusi, dan aplikasi dikategorikan belum berhasil. Hal ini disebabkan
karena siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru sehingga
apa yang diharapkan pada pembelajaran struktur bumi dengan menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat pada siklus I tidak tercapai
dengan baik. Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan
pendapat atau keinginan yang ada dalam pemikiran mereka karena siswa
terbiasa mendapatkan informasi sepenuhnya dari guru dalam arti guru
mendominasi setiap proses pembelajaran dari awal sampai akhir
pembelajaran dan siswa tidak diberi kesempatan untuk memberikan
pandangannya.
Berdasarkan hasil analisis data siklus I dilakukan perenungan
(refleksi). Refleksi dilakukan terhadap pembelajaran struktur bumi
berdasarkan pendekatan sains teknologi masyarakat. Sehingga pada
siklus pertama dapat disimpulkan bahwa pencapaian hasil belajar
struktur bumi dikategorikan Sangat Kurang. Guna meningkatkan
keberhasilan guru menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat
pada pembelajaran struktur bumi, maka guru mengubah media yang
digunakan dengan menggunakan model struktur bumi.
Berdasarkan data pada siklus pertama menunjukkan bahwa hasil
belajar struktur bumi menggunakan pendekatan sains teknologi
masyarakat yang terdiri atas: tahap invitasi, eksplorasi, solusi,
dan aplikasi dikategorikan Sangat Kurang. Hal ini disebabkan karena
siswa belum dapat memahami pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat dengan baik.
2. Tindakan Siklus 2
Hasil analisis dan refleksi pada tindakan I, subjek perbaikan
belum mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Karena
itu, pembelajaran dilanjutkan dengan pembelajaran tindakan II.
Pembelajaran tindakan II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kompetensi dasar adalah
mendeskripsikan struktur bumi. Tujuan pembelajaran adalah siswa
dapat menggambarkan secara sederhana lapisan-lapisan bumi, siswa
dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan
bumi dan siswa dapat menunjukkan cara pencegahan kerusakan di
bumi.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan
dengan mengubah media yang digunakan yaitu dengan menggunakan model
struktur bumi karena pada pembelajaran sebelumnya media gambar
berupa longsoran tanah dinilai tidak efisien dan tidak mewakili apa
yang disampaikan kepada siswa. Model struktur bumi tampak seperti
gambar dibawah ini:
Model Struktur Bumi |
Selengkapnya rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan II. Seperti
halnya dalam tindakan I, peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan
inti dalam pembelajaran struktur bumi dengan menggunakan pendekatan
sains teknologi masyarakat terlihat pada tahap pelaksanaannya.
Pada tahap invitasi peneliti menyampaikan masalah aktual kepada
siswa kemudian siswa diminta untuk mengamati model struktur bumi
yang dalam buku. Dari pengamatan siswa dan dari presentasi guru
(peneliti), mereka diminta untuk mengungkapkan apa yang menjadi
pendapat atau keinginan mereka. Selanjutnya pada tahap eksplorasi,
siswa kemudian mempelajari masalah baru lainnya untuk kemudian
didiskusikan bersama pada tahap solusi dan memberikan solusi terbaik
dari masalah yang mereka temukan sendiri. Selanjutnya pada tahap
aplikasi, siswa melakukan aksi nyata dilingkungan mereka sendiri
sesuai dengan pemahaman yang dimilikinya.
Untuk memastikan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan belajar
menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat berlangsung,
selanjutnya dilaksanakan kuis perorangan. Kuis diberikan secara
bersama-sama di dalam kelas. Soal yang diberikan berbentuk essai dan
materi tes ekuivalen dengan materi pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
Nilai tes kemudian dibandingkan dengan nilai sebelumnya untuk
melihat apakah ada peningkatan. Peningkatan nilai dapat dijadikan
salah satu indikasi meningkatnya pengetahuan dan pemahaman siswa
sebagai hasil belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat.
Hasil kerja siswa pada siklus II menunjukkan bahwa data hasil
belajar struktur bumi dari 27 siswa sebanyak 25 siswa (92,59%) yang
mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil analisis dan refleksi
pada pembelajaran siklus II kemudian didiskusikan dan dianalisis
bahwa penyajian pada tahap presentasi untuk menyajikan materi
struktur bumi dengan menggunakan model struktur bumi berjalan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan. Siswa tidak mengalami kesulitan
dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan karena sesuai dengan
keseharian siswa itu sendiri. Hasil tes tindakan II menunjukkan
kemajuan, siswa sebagai subjek perbaikan memperoleh nilai sesuai
dengan yang diharapkan, walaupun masih ada 2 siswa yang mendapat
nilai kurang. Hal ini terjadi karena siswa kurang mengamati apa yang
disampaikan oleh guru.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, siswa dapat memahami materi
dengan baik. Walaupun ada beberapa hal yang kurang dipahami oleh
siswa yaitu mengenai pemanasan global karena baru pertama kali siswa
mendengar hal ini. Telah terjadi umpan balik yang cukup baik antara
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dalam arti
siswa telah berani untuk mengungkapkan pendapatnya.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil perbaikan, terungkap bahwa perencanaan yang
sudah dirancang guru telah terdapat unsur-unsur (1) pokok bahasan,
(2) indikator pembelajaran, (3) alat bantu mengajar atau
media/gambar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, (4) teknik
dan pengalaman belajar siswa serta guru yang berupa kegiatan belajar
mengajar (KBM), (5) materi pembelajaran, (6) tersedianya alat
evaluasi belajar dan lembar observasi proses pembelajaran struktur
bumi. Semua terdapat dalam semua perencanaan yang telah dirancang
oleh guru baik pada siklus I, siklus II.
Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, guru telah membuat model
rancangan pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains
teknologi masyarakat dalam bentuk rencana pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan pendapat Dubin (1993) yang menyatakan bahwa untuk
dapat memusatkan perhatian siswa di kelas, program pengajaran sangat
vital bagi guru. Hamalik (2001) menyatakan bahwa perencanaan
mengajar dibuat untuk membantu guru mengenal kebutuhan-kebutuhan
siswa, minat siswa, dan mendorong motivasi belajar siswa.
Pada siklus I, direncanakan model pembelajaran dengan menggunakan
media longsoran tanah. Siklus II, direncanakan menggunakan model
struktur bumi, menggambarkan struktur bumi dan pencemaran limbah
industri yang dapat menyebabkan kerusakan di bumi serta
mendemostrasikan secara berkelompok.
Kegiatan belajar struktur bumi pada siklus I belum terlaksana dengan
baik. Hal ini disebabkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan
oleh guru selain itu media yang digunakan belum sepenuhnya sejalan
dengan materi yang diajarkan. Akibatnya kemampuan siswa dalam
menyerap dan memberikan pandangan/pendapat belum sampai pada tahap
yang diinginkan. Kondisi pembelajaran pada siklus I berpengaruh pada
hasil tes formatif siswa. Dari 27 orang siswa hanya 9 siswa (33,33%)
yang mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Sehingga perlu dilakukan
upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa pada siklus II dengan
berpedoman pada rambu-rambu keberhasilan yang telah ditargetkan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan
sains teknologi masyarakat dengan menggunakan model struktur bumi,
menggambarkan struktur bumi dan pencemaran limbah industri yang
dapat menyebabkan kerusakan di bumi serta mendemostrasikan secara
berkelompok pada siklus II mengalami peningkatan dari 27 orang siswa
sebanyak 25 siswa (92,59%) yang menjawab pertanyaan dengan baik.
Keberhasilan siswa ditandai oleh kemampuan mereka mengungkapkan
pendapat/pandangan tentang masalah yang disuguhkan dan memberikan
solusi/jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi serta
mengungkapkan perasaan mereka.
Setelah siswa memahami struktur bumi, guru membimbing siswa
melakukan kegiatan berdiskusi kelompok. Kegiatan ini sejalan dengan
pendapat Bernard (Masniladevi: 2006) bahwa diskusi adalah hasil
kolaborasi dan manfestasi hasil pemahaman terhadap bacaan yang baru
dibaca. Selanjutnya Crafton (Masniladevi: 2006) menyatakan bahwa
berdiskusi dapat mendorong siswa untuk memperluas pengalaman
terhadap bacaan yang dibacanya.
Kegiatan melaporkan hasil kerja/diskusi berlangsung dengan baik.
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan melaporkan dan memberikan
tanggapan hasil kerja kelompok. Dalam kegiatan ini dikembangkan
keterampilan berbahasa dan berinteraksi antara siswa dengan siswa,
dan siswa dengan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Beach dan
Marshall (1991) bahwa dalam proses pembelajaran ada tiga hal yang
berinteraksi secara dinamis, yaitu guru, siswa, dan teks. Interaksi
ketiga hal tersebut dapat mengembangkan potensi siswa. Seperti yang
dikemukakan Huck (Faisal,dkk: 2007) bahwa berinteraksi secara
dinamis dapat membantu perkembangan kognitif, bahasa, moral, dan
sosial anak.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan tes. Pelaksanaan tes
dalam perbaikan ini terdiri atas evaluasi hasil. Kegiatan memberikan
evaluasi hasil pada tahap ini berlangsung dengan baik. Evaluasi
hasil pembelajaran dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan
siklus II. Evaluasi hasil dilaksanakan untuk menilai dampak
pelaksanaan proses belajar struktur bumi melalui pendekatan sains
teknologi masyarakat (STM) dengan hasil belajar. Pelaksanaan
evaluasi sejalan dengan pendapat Usman dan Setiawati (1995) bahwa
evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan sampai peristiwa khusus
dicatat/dinilai secara lengkap. Penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dan terus menerus dapat memberikan data yang
mencerminkan keadaan siswa yang sebenarnya.
Dalam kegiatan evaluasi formatif, guru berupaya mengetahui kemajuan
hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan
Tompkins (Faisal,dkk: 2007) bahwa evaluasi hasil bukan hanya sekedar
mengoleksi pekerjaan siswa tetapi sebagai alat untuk mendokumentasi
kemajuan belajar siswa.
Pelaksanaan tes dimaksudkan untuk mengukur perolehan pemahaman
struktur bumi yang telah dipelajari siswa selama proses
pembelajaran. Hasil tes diwujudkan dalam bentuk angka yang disebut
dengan skor. Tes dapat menggambarkan prestasi dan bakat tes (Roekhan
dan Martutik, 1991). Fungsi tes merupakan informasi tentang tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan selama berlangsungnya
pembelajaran.
Pada siklus I, siklus II terungkap bahwa tes hasil belajar struktur
bumi yang dilakukan guru sesuai dengan maksud untuk menggambarkan
hasil belajar siswa. Hasil tes menunjukkan peningkatan mulai dari
siklus I, siklus II. Dengan demikian pendekatan sains teknologi
masyarakat (STM) dalam pembelajaran struktur bumi terbukti
berhasil.
Berdasarkan pembahasan pada tahapan pelaksanaan struktur bumi dapat
dikatakan bahwa kegiatan guru dalam pembelajaran struktur bumi
melalui pendekatan sains teknologi masyarakat terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dalam
keberhasilan hasil belajar siswa mengalami perkembangan dari siklus
I, dari 27 siswa sebanyak 9 siswa (33,33%) yang dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan benar, pada siklus II mengalami
peningkatan signifikan dari 27 siswa sebanyak 25 siswa
(92,59%).
Sedangkan untuk melihat jumlah siswa dan nilai yang diperoleh
dapat dilihat pada table 4.2 dan diagram batang pada gambar 4.1
berikut:
Tabel 4.2 hasil belajar siswa kelas V SDN 006 Sebatik Barat
sebelum dan sesudah Tindakan perbaikan pembelajaran IPA
Hal ini sejalan dengan pendapat Degeng (1989/1990) bahwa
keberhasilan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat
pencapaian hasil belajar pada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat dalam perbaikan ini meliputi beberapa kegiatan,
yaitu: (1) presentasi kelas, (2) invitasi, (3) eksplorasi, (5)
solusi, dan (6) aplikasi. Pembelajaran struktur bumi melalui
pendekatan sains teknologi masyarakat dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Presentasi Kelas (Class Presentation)
Kegiatan presentasi kelas yang dimaksud adalah pembelajaran yang
dilakukan di depan kelas secara klasikal oleh peneliti. Belajar
melalui pendekatan sains teknologi masyarakat, kegiatan
pembelajarannya dimulai dengan menyajikan materi. Penyajian
materi ditekankan pada tujuan yang ingin dicapai dan apa yang
akan dilaksanakan siswa dalam belajar baik secara individu
maupun kelompok. Kegiatan ini dilakukan untuk memotivasi rasa
ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Motivasi
belajar sangat penting peranannya dalam mempersiapkan siswa
untuk belajar. Siswa yang termotivasi akan lebih siap untuk
belajar dan akan mencapi hasil belajar yang lebih baik. Siswa
yang siap untuk belajar akan belajar lebih banyak daripada siswa
yang tidak siap. Hal ini sesuai dengan pendapat Orton
(Masniladevi: 2006) bahwa siswa yang termotivasi, tertarik dan
mempunyai keinginan untuk belajar lebih banyak.
Penyampaian tujuan dan tugas-tugas pembelajaran sebelum membahas
materi bertujuan untuk memberi arahan tentang apa yang harus
dikuasai dan dicapai siswa dalam pembelajaran, dan agar siswa
tidak mengalami kesulitan. Hal ini penting dilakukan sesuai
dengan konsep belajar, bahwa tujuan yang jelas akan dapat
membantu siswa dalam belajar (Slavin,1994). Hal ini sesuai
dengan pendapat Kemp (Masniladevi: 2007) bahwa tujuan yang
disampaikan akan dapat membantu dan mengarahkan siswa pada
ukuran keberhasilan mata pelajaran yang ditetapkan.
Menurut Degeng (1989) penyampaian tujuan memberi pengaruh yang
berarti pada kemampuan siswa dalam menampilkan prilaku belajar
yang diharapkan. Penyampaian tujuan penting dilakukan agar
pembelajaran lebih efisien. Di samping itu, menyampaikan tujuan
berarti bersikap terbuka. Mengajar dengan sikap terbuka berarti
mengajarkan kepada siswa dua hal, yaitu: (1) melatih siswa
melihat persoalan dari sudut pandang yang berbeda, dan (2)
melatih siswa menghargai pendapat orang lain yang berbeda
dengannya, serta mau mempertimbangkan alasan yang diajukan
orang. Dengan demikian siswa diharapkan mau memahami dan
mengerjakan tugas yang diberikan.
Terkait dengan upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, maka sangat perlu untuk mengaitkan pembelajaran yang
telah lalu dengan pembelajaran saat ini kepada siswa.
Keterkaitan yang terbentuk akan menumbuhkan suatu pemahaman bagi
diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo (1998) bahwa
informasi baru akan dikaitkan dengan informasi sebelumnya
sehingga menyatu dalam skemata yang dimiliki siswa.
2. Invitasi
Pada kegiatan ini dipilih salah satu dari alternatif dimana guru
mengemukakan issue atau masalah aktual yang sedang berkembang di
masyarakat sekitar yang terkait dengan materi pembelajaran yang
dipelajari dan dapat diamati/dipahami oleh peserta didik serta
dapat merangsang siswa untuk bisa ikut mengatasinya.
Issue atau masalah digali dari pendapat atau keinginan siswa dan
yang ada kaitannya dengan konsep sains yang akan dipelajari.
Untuk merangsang minat siswa terhadap masalah tersebut dapat
ditempuh dengan cara membacakan berita atau artikel di surat
kabar serta menunjukkan gambar-gambar tentang kerusakan yang
dapat mempengaruhi struktur bumi.
3. Eksplorasi
Melalui kegiatan ini, siswa melalui aksi dan reaksinya sendiri
berusaha memahami/mempelajari situasi baru atau yang merupakan
masalah baginya. Dapat ditempuh dengan cara membaca buku,
majalah, koran, mendengarkan berita di radio, melihat TV,
diskusi dengan sesama teman atau wawancara dengan masyarakat
maupun melakukan observasi langsung di lapangan.
Secara berkelompok siswa ditugasi untuk mengkaji berbagai hal
yang menyangkut struktur bumi serta kebiasaan yang dilakukan
oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat setempat
pada khususnya yang dapat berpengaruh terhadap struktur bumi.
Pengkajian atau pengumpulan informasi dapat ditempuh dengan
berbagai macam cara, seperti mengumpulkan dan menganalisa
artikel-artikel yang terkait dari majalah atau surat kabar,
membaca buku-buku di perpustakaan maupun mencermati berita dari
TV dan radio maupun melakukan observasi langsung di lapangan.
4. Solusi
Pada kegiatan ini siswa menganalisis terjadinya fenomena dan
mendisikusikan bagaimana cara pemecahan masalah berdasarkan
hasil eksplorasi yang diperoleh siswa. Dengan kata lain siswa
mengenal dan membangun konsep baru yang sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat. Untuk itu guru perlu memberikan umpan
balik/peneguhan pada siswa. Untuk mengetahui bagaimana kerangka
pikir siswa dalam memahami dan memecahkan masalah siswa diminta
menuangkan dalam jaringan yang menunjukkan keterkaitan antara
konsep dan ide-ide yang dipikirkan.
5. Aplikasi
Pada tahap ini siswa mendapat kesempatan untuk menggunakan
konsep yang telah diperoleh. Dalam hal ini siswa mengadakan
aksi nyata dalam mengatasi masalah lingkungan yang dimunculkan
pada tahap invitasi. Selain itu juga, siswa diminta menentukan
pilihan mana yang akan diaplikasikan di masyarakat sekitar dan
dalam pelaksanaannya guru perlu mengarahkan siswa.
Dalam aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran melalui
pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) terdapat kadar
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran sebagai petunjuk
keberhasilan belajar melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat terhadap struktur bumi di SD. Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam
pembelajaran melalui pendekatan sains teknologi masyarakat,
kadar aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran telah
berjalan dengan baik. Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar
mengajar, diperoleh gambaran bahwa siswa begitu termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian belajar melalui
pendekatan sains teknologi masyarakat dapat membangkitkan
keaktifan siswa.
Aktivitas guru banyak tertuju pada aktivitas yang memberi
peluang pada siswa untuk belajar secara aktif, seperti
mengamati kegiatan siswa, memberi bimbingan/petunjuk kegiatan,
memotivasi siswa. Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap
suasana kelas menunjukkan bahwa guru dan siswa antusias
terhadap belajar melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat. Keantusiasan guru mengelola pembelajaran ternyata
sesuai dengan hasil pengamatan aktivitas guru, yaitu guru
tidak pernah melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan KBM.
Keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga tercermin
dari hasil pengamatan aktivitas siswa, yaitu sedikit siswa
melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan KBM. Dapat
dilihat pada grafik 4 keaktifan dan grafik 5 psikomotor Setiap
akhir tindakan pembelajaran dilakukan tes formatif. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui dampak proses pembelajaran
melalui pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) terhadap
keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran struktur bumi
melalui pendekatan sains teknologi masyarakat.
Indikator dalam menentukan penggunaan pendekatan sains
teknologi masyarakat (STM) di SD adalah pencapaian hasil
belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar yang dicapai, dapat
dinyatakan bahwa siswa telah melakukan belajar melalui
pendekatan sains teknologi masyarakat sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam hal ini, hasil belajar sudah sesuai dengan yang
diharapkan karena dalam belajar melalui pendekatan sains
teknologi masyarakat (STM) siswa telah mampu belajar dalam
situasi yang berbeda, sehingga siswa lebih berani untuk
mengungkapkan pendapat/pandangan terhadap situasi atau masalah
yang dihadapkan pada siswa dan mencari solusi atas masalah
yang ditemukan oleh siswa itu sendiri.
Persentase Keaktivan Siswa |
Persentase Psikomotor Siswa |
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwa belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat berhasil
dalam pembelajaran struktur bumi. Indikator yang menunjukkan hasil
belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat untuk materi
struktur bumi adalah sebagai berikut:
- Model pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat dikondisikan agar siswa mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi.
- Hasil belajar struktur bumi pada siswa kelas V SDN 006 Sebatik Barat Kabupaten Nunukan mengalami peningkatan dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat dan mencapai indikator yang ditetapkan yaitu nilai KKM 60.
B. Saran
- Pihak pemerhati pendidikan atau pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. disarankan untuk lebih memperhatikan perkembangan dunia pendidikan anak serta memberikan sosialisasi tentang berbagai inovasi dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran sains di SD.
- Pihak guru sains disarankan untuk lebih mengembangkan pengetahuannya mengenai berbagai ilmu dalam dunia sains menerapkan belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran struktur bumi maupun pada pembelajaran sains lainnya.
- Pihak sekolah disarankan untuk memberikan apresiasi kepada guru sains agar lebih inovatif dan kreatif dalam pembelajaran sains serta memperbanyak literatur di sekolah agar berguna bagi perkembangan pembelajaran guru maupun calon guru di sekolah dasar.
- Pihak peneliti disarankan untuk lebih mengembangkan perbaikannya terutama dalam pengajaran sains di SD atau mengembangkan lagi pembelajaran melalui pendekatan sains teknologi masyarakat pada materi-materi lain dalam pembelajaran sains sehingga menambah khasanah pendidikan sains di SD.
Download Lampiran ===disini===
0 Komentar