KONSEP DASAR IPA SDLATIHAN 1
Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dan memanfaatkan sel makhluk hidup. Virus dianggap sebagai makhluk hidup karena memiliki bahan Genetik ( DNA atau RNA ) yang mengendalikan semua aktivitas makhluk hidup. Dengan kata lain, persyaratan utama untuk dikatakan makhluk hidup adalah keberadaan bahan genetik, dan virus memenuhi persyaratan tersebut. Dengan adanya bahan genetik yang dimiliki virus, sehingga virus dapat mengalami Proliferasi (pertumbuhan atau perkembangbiakan secara cepat untuk menghasilkan jaringan baru, bagian, sel atau keturunan) seperti makhluk hidup. Virus mempunyai Prose Replikasi (reproduksi) melalui dua cara yaitu Daur Litik dan Daur Lisogenik.
Perbedaan Tumbuhan dan Hewan
⌘ Bernapas
a. Pada Tumbuhan
- Tidak memiliki alat pernapasan khusus
- Mengambil dan mengeluarkan gas secara pasif
b. Pada Hewan
- Umumnya memiliki alat pernapasan khusus
- Mengambil dan mengeluarkan gas secara aktif
⌘ Memerlukan Makanan dan Air
a. Pada Tumbuhan
- Dapat menyusun sendiri makanannya, makanan yang diperoleh dari zat-zat sederhana yang ada dilingkungannya.
- Makanan diambil dalam bentuk gas dan cair.
b. Pada Hewan
- Makanan diambil dengan memakan makhluk hidup lain.
- Makanan diambil dalam bentuk padat dan cair.
⌘ Tumbuh dan Berkembang
a. Pada Tumbuhan
- Proses pertumbuhannya berlangsung selama hidupnya, dan terdapat daerah tumbuh tertentu.
- Umumnya bentuk tubuh menyebar dan bercabang, dan jumlah tubuh tak tentu.
b. Pada Hewan
- Proses pertumbuhannya terjadi pada masa tertentu, dan serentak pada seluruh tubuhnya.
- Bentuk tubuh tertentu, dan jumlah bagian tubuh tertentu.
⌘ Berkembangbiak
a. Pada Tumbuhan
- Proses pembuahan terjadi didalam alat perkembangbiakan betina.
- Jumlah anak banyak dan tidak dipelihara atau dilindungi oleh induk.
b. Pada Hewan
- Proses pembuahan dapat terjadi didalam tubuh dan diluar tubuh sang induk.
- Umumnya jumlah anak terbatas, dipelihara dan dilindungi oleh induknya
⌘ Menerima dan Memberi Tanggapan terhadap Rangsang
a. Pada Tumbuhan
- Reaksi terhadap rangsang lambat, terbatas dan lebih pasif.
- Proses menerima rangsang umumya menetap atau bergerak sebagian tubuh.
b. Pada Hewan
- Reaksi terhadap rangsang sangat cepat, simultan dan aktif.
- Proses menerima rangsang dapat berpindah tempat.
3. Cara memperbanyak tanaman
a. Dengan Biji contoh tanamannya Belimbing
- Teknologi produksi bibit unggul belimbing harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara generatif dgn biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dgn induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan utk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yg kelak digunakan pd perbanyakan vegetatif.
- Pilih buah belimbing yg sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
- Ambil (keluarkan) biji dari buah dgn cara membelahnya, kemudian tampung dlm suatu wadah.
- Cuci biji belimbing dgn air bersih hingga bebas dari lendirnya.
- Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
- Simpan biji belimbing dalam suatu wadah tertutup rapat & berwarna, atau langsung disemai di persemaian.
3) Teknik Penyemaian Benih
- Tentukan areal utk lahan persemaian di tempat yg strategis & tanahnya subur.
- Olah tanahnya cukup dlm antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari.
- Buat bedgn selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedgn sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
- Tambahkan pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedgn sambil dicampurkan dgn tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedgn dgn alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
- Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedgn setinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
- Pasang atap persemaian dari dedaunan atau lembar plastik bening yg transparan, sehingga bedengan persemaian lengkap dgn atapnya siap disemai biji belimbing.
- Rendam biji belimbing dlm air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
- Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dlm gulungan kain basah di tempat yg lembab selama beberapa waktu.
- Semai biji belimbing yg tlah berkecambah pd lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pd jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.
- Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
2. Pemupukan dgn pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yg dilarutkan dlm air dgn dosis 10 gram/10 liter utk disiramkan pd media pesemaian setiap 3 bulan sekali. Pendederan bibit pd umur 6–8 bulan dari pesemaian ke dlm polibag atau keranjang atau lahan yg tlah diisi media campuran tanah dgn pupuk kandang.
b. Dengan Okulasi contoh tanamannya Rambutan
1. PEMBUATAN DAN PENGAMBILAN ENTRYS:
2. PEMBUATAN OKULASI:
3. PENANAMAN DILAPANGAN (Transplanting).
c. Dengan Cangkok contohnya tanamannya Mangga
1. Terbentuknya suatu ekosistem disebabkan oleh beberapa faktor pendukung, diantaranya adalah faktor biotik yaitu jenis-jenis makhluk hidup yang berada didalamnya dan faktor abiotik adalah faktor fisik yaitu iklim, cuaca, suhu, air, tanah, udara, kelembaban dan kimia (kadar garam, tingkat keasaman dan kandungan mineral. Selain itu, letak geografis juga merupakan salah satu faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem. Diantaranya perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim, cuaca, suhu, dll.
2. Menurut pendapat saya, entog dan itik tidak dapat dikatakan dalam satu jenis karena keturunan yang dihasilkan steril (mandul), Begitu juga dengan kuda dan keledai. Perlu kita ketahui bahwa pengetian jenis ialah suatu satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk atau penampilannya. Dan mampu melakukan perkawinan secara bebas dengan jenis yang sama tetapi tidak dapat melakukan perkawinan dengan jenis yang lain. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian kandungan genetik yang ada pada diri setiap individu dalam populasinya. Kandungan genetik ini yang akan mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya.
3. Dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang tidak sama dengan susunan genetik individu yang lain meskipun dalam jenis yang sama. Ada beberapa hal yang menentukan diantaranya faktor genetiknya, dapat dilihat dari sifat luarnya pada masing-masing makhluk hidup. Jika faktor genetiknya berbeda maka sifat luarnya pun akan berbeda. Begitu juga dengan keadaan lingkungannya. Jika dua individu hidup di lingkungan yang berbeda akan sangat berpengaruh pada sifat luar dari masing-masing individu. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa kembar identik tidak dapat terjadi karena di pengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan atau perpaduan dari keduannya.
0 Komentar